Oleh: Rizki Ulfahadi
SUATU
sore di Bengkulu, tetapi suara “Sumedang” yang bergema. Penulis berasal
dari salah satu desa di pedalaman bumi raflesia Bengkulu. Sejak 2017,
ketika sore tiba, mamang (sebutan masyarakat setempat untuk orang dari
Pulau Jawa) sudah berkeliling dengan sepeda motornya sambil menggemakan
teriakan “Tahu Sumedang, Tahu Sumedang” untuk memancing masyarakat
membeli dagangan tahu Sumedangnya.
Pertama kali suara
ini cukup asing, namun kemudian karena mamang rajin berjualan,
masyarakat pun mulai akrab dengan dagangan baru di desa tersebut.
Dagangan yang sederhana, tergolong murah dan memiliki cita rasa khas
yang disukai lidah masyarakat. Walaupun tahu Sumedang adalah produk
kuliner dari Jawa Barat, namun cocok dengan selera masyarakat Sumatera.
Tahu
Sumedang sebenarnya adalah olahan makanan yang sangat sederhana dengan
bahan pokok utamanya adalah tahu. Tahu merupakan makanan yang mengandung
banyak protein nabati karena terbuat dari kacang kedelai. Makanan yang
relatif murah tetapi sangat bergizi sehingga cocok menjadi santapan
pecinta kuliner dari berbagai usia, apalagi untuk anak-anak yang masih
dalam masa pertumbuhan.
Tahu bisa diolah dengan
berbagai cara, seperti dibacem, dipepes, ataupun digoreng. Nah, tahu
Sumedang adalah salah satu jenis olahan makanan tahu dengan proses
penggorengan.
Hingga sekarang, secara umum istilah
“Tahu Sumedang” sudah cukup populer di Indonesia. Perjalanan historis
yang panjang tentu juga mempengaruhi pembentukan popularitas makanan
lokal Jawa Barat ini.
Konon, sejarah Tahu Sumedang
berasal dari sebuah keluarga Boen Keng di Sumedang yang sudah membuat
olahan Tahu Sumedang sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Tempat
penjualannya berada di pusat kota Sumedang, dan tidak membuka cabang di
tempat lain.
Seiring berjalannya waktu, tidak hanya di
Sumedang, jajanan satu ini juga terkenal dan sudah bisa dinikmati di
berbagai kota di Indonesia. Karena memiliki cita rasa yang lezat, Tahu
Sumedang sangat diminati oleh masyarakat dan menjadi salah satu icon
kuliner kota Sumedang, turut serta mengangkat nama Sumedang di kancah
nasional.
Tahu Sumedang ini memiliki cita rasa yang
berbeda dengan tahu lainnya. Bagian luarnya yang terasa renyah dan
bagian dalam tahunya yang halus dan gurih tentu memberikan sensasi dan
cita rasa yang berbeda dengan olahan makanan tahu lainnya saat disantap.
Waktu
menikmati Tahu Sumedang lebih menggairahkan apabila tahunya masih
hangat. Untuk kesehatan juga bagus. Tahu Sumedang ini sangat sehat
karena proses pembuatannya masih tradisional dan tanpa pengawet.
Sehingga tidak perlu khawatir untuk menikmatinya.
Kembali
ke Bengkulu. Bengkulu tempat penulis dilahirkan adalah bukti nyata
bahwa eksistensi Tahu Sumedang telah menjalar tidak hanya ke kota-kota
di Indonesia, tetapi telah sampai juga masuk ke pelosok-pelosok negeri.
Dari
2017 - sekarang, eksistensi penjualan Tahu Sumedang terus hadir di
pedalaman Bengkulu tepatnya di kabupaten Mukomuko. Penulis selama rekam
perjalanan hidup juga telah berkesempatan untuk mengunjungi beberapa
kota, seperti kota-kota di Sumatera Barat (Padang, Bukittinggi, Padang
Panjang, dll), Surabaya, Purwokerto, Makassar, Jabodetabek, Bandung,
Banten, Sukabumi, dan Yogyakarta, di semua kota-kota tersebut telah
tersedia Tahu Sumedang.
Ada yang memang dijual oleh
orang Sumedang asli, ada juga yang bukan orang Sumedang tetapi menjual
Tahu Sumedang karena memanfaatkan namanya yang populer dan memang telah
dikenal serta disukai oleh masyarakat.
Dalam
sejarahnya, Tahu Sumedang telah dirintis sejak 1917. Sampai sekarang
tokonya masih berdiri dan dilanjutkan oleh anak-cucu pendiri pertama,
yaitu Toko Tahu Bungkeng terletak di Jalan Sebelas April No. 53
Sumedang.
Sayangnya, toko ini tidak membuka cabang
dimanapun. Jika diteliti juga, seperti di literatur buku, ataupun sumber
online, masih sangat sedikit yang membahas secara lebih dalam dan
kreatif tentang pengembangan Tahu Sumedang ini.
Sebagai
sebuah makanan khas daerah, Tahu Sumedang layak dikatakan sebagai
sebuah kearifan lokal dengan peluang nilai serta ekonomi yang besar.
Maka potensi ini perlu diangkat dan dikembangkan dengan lebih terencana,
terstruktur dan berkelanjutan.
Melihat realitas ini,
tentu sudah disadari oleh Pemerintah daerah Sumedang ini sebagai sebuah
potensi. Namun sampai sekarang masih belum ada keseriusan dalam hal
pengembangan ekonomi. Padahal, Tahu Sumedang ini bisa meningkatkan dan
mengangkat ekonomi masyarakat apabila ada konsep gerakan yang baik.
Pemerintah
Kabupaten Sumedang sudah pernah membuat rencana untuk membangun galeri
khusus Tahu Sumedang. Di galeri itu, pengunjung bisa melihat proses
pengolahan tahu dari kedelai sampai digoreng dan siap dimakan.
Selain
itu di galeri ini juga akan dipajang peralatan pengolahan tahu dari
masa ke masa serta ada sejarah Tahu Sumedang. Wacana ini tentu baik,
untuk mengakui dan mengabsahkan lebih agung lagi bahwa Tahu Sumedang ini
benar-benar kearifan lokal Sumedang.
Namun, pemerintah
semestinya bisa lebih dari ini. Bisa memanfaatkan dan mengembangkan
potensi Tahu Sumedang menjadi salah satu sumber pendapatan ekonomi dan
membuka lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat. Butuh konsep
gerakan yang jelas dalam upaya mengembangkan kearifan lokal di era
modern saat ini.
Gerakan Tahu Sumedang Mendunia
Ada beberapa hal
yang perlu dilakukan agar pengembangan dan manfaat Tahu Sumedang bisa
optimal. Ada 5 cara yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Pemberdayaan Masyarakat Setempat
Di Sumedang
memang telah banyak berdiri tempat-tempat penjual Tahu Sumedang. Sudah
banyak. Namun, bagaimana strategi penjualan dan pengolahan makanan yang
baik masyarakat masih butuh edukasi.
Pemerintah dan
pengusaha Tahu Sumedang yang sudah sukses bisa menjadi fasilitator dalam
hal ini. Bisa melalui melakukan kursus atau worshop dengan target
masyarakat biasa. Output dari program ini nantinya akan lahir banyak
pengusaha-pengusaha baru di Sumedang.
Dengan adanya
pemberdayaan ini, masyarakat berkesempatan untuk membangun usahanya
sendiri serta akan mampu membuka lapangan kerja baru. Ini akan menjadi
pendongkrak ekonomi Sumedang.
Dengan banyaknya
masyarakat Sumedang yang menjadi pengusaha Tahu Sumedang ini, maka Tahu
Sumedang akan semakin dikenal, penjualan tahu ini pun akan semakin luas.
Masyarakat juga perlu diajarkan bagaimana membesarkan toko atau lembaga
usahanya.
Menjadi sebuah keanehan sebenarnya, seperti
Toko Tahu Sumedang pertama yang sudah berdiri sejak 1917, tetapi sampai
saat ini belum membuka satu cabangpun di tempat lain. Padahal ini adalah
potensi besar yang bisa dimanfaatkan.
Potensi bisnis
berbasis kearifan lokal ini bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi yang
besar apabila paham bagaimana mengelolanya dengan baik. Untuk itu,
masyarakat Sumedang masih membutuhkan ekonomi perdagangan atau ilmu-ilmu
entrepreneurship.
2. Bantuan Dana melalui Call for Proposal
Dari
langkah pertama di atas, pemerintah bisa membuka peluang atau
kesempatan bagi masyarakat yang mempunyai konsep rencana usaha Tahu
Sumedang untuk diberi modal usaha. Call for Proposal untuk pembangunan
usaha baru saat ini banyak dilakukan. Sangat terbuka peluang juga
diterapkan untuk pengembanga Tahu Sumedang.
Masyarakat
atau anak-anak muda yang kretaif ditantang untuk membuat konsep usaha
dengan produknya adalah Tahu Sumedang. Kegiatan ini akan menumbuhkan dan
mengasah kreatifitas masyarakat dan semangat masyarakat juga dalam
berkarya dan berusaha.
Dari proposal-proposal yang
masuk nantinya akan terlihat dan diseleksi untuk dipilih dan diberikan
modal usaha untuk mewujudkan gagasan yang ada dalam proposalnya.
Kegiatan ini sangat positif, karena tidak hanya melibatkan kalangan
tertentu, misalnya yang sudah punya usaha sukses saja, tetapi juga
menumbuhkan optimisme bagi masyarakat biasa yang tidak punya modal guna
memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan usaha.
Selain itu, kegiatan semacam ini juga akan menumbuhkan semangat kerja sama dan kolaborasi di tengah masyarakat.
3. Sosialisasi Teknik Perdagangan dan Digital Marketing
Jika
diperhatikan secara umum, Tahu Sumedang saat ini terkesan sebagai
makanan pinggiran, dalam artian, makanan yang biasa dijual di jalanan.
Menjadi makanan masyarakat kalangan bawah.
Citra
tersebut bisa dirubah. Tentu dengan konsep dan tindakan yang jelas.
Maka, masyarakat perlu juga diadvokasi bagaimana mem-branding sebuah
produk. Mulai dari tempat dan cara penjualan, sampai kepada pengolahan
dan kemasan agar lebih menarik pembeli dan lebih kekinian.
Dari
teknik penjualan juga begitu. Sekarang jika dilihat di Go-Food, itu
belum ada muncul makanan atau toko Tahu Sumedang. Padahal seharusnya
makanan apapun sudah bisa diangkat melalui Go-Food atau penjualan secara
online.
Bahkan, saat ini makanan yang diproduksi
rumahan saja, yang tidak memiliki bentuk toko bangunan fisik, bisa laris
dengan melalui cara penjualan online. Pelatihan digital marketing
sangat penting untuk disosialisasikan kepada masyarakat.
4. Membuka Cabang / Reseller
Pemerintah
Sumedang bisa melakukan penjaringan semua toko atau penjual Tahu
Sumedang lalu melakukan pembinaan sekaligus kerjasama. Agar produk
masyarakat bisa terjual hingga jauh ke berbagai kota bahkan hingga
ekspor.
Hal tersebut bisa dengan membuka cabang di
banyak tempat atau menjaring reseller yang siap memasarkan produk Tahu
Sumedang ini agar terjual lebih banyak da luas hingga masyarakat
Indonesia bisa menikmati makanan sehat dan murah ini.
Rencana
tersebut tentu mendapat tantangan, karena Tahu Sumedang saat ini masih
diolah secara tradisional dan tanpa bahan pengawet, jadi Tahu Sumedang
agar bisa dijual lebih luas langsung diolah dari Sumedang, maka mesti
belajar pengolahan makanan dengan cara yang lebih modern, tidak
tradisional lagi.
5. Event Tahu Sumedang
Era
kehidupan saat ini adalah era modern yang dekat dengan hiburan.
Masyarakat suka hiburan-hiburan. Tahu Sumedang sebagai sebuah kearifan
lokal juga harus dirayakan dan dimeriahkan dengan membuat event yang
meriah dan berkelanjutan. Bisa dalam bentuk festival tahunan Tahu
Sumedang, atau event-event bentuk lainnya.
Event
semacam ini sangat berperan dalam mengangkat nama tahu Sumedang dan nama
Sumedang di kancah nasional bahkan global. Dan juga, apabila diadakan
event seperti festival tahunan maka akan memperkokoh status kepemilikan
kearifan produk makanan lokal Tahu Sumedang adalah milik Sumedang.
Karena,
tidak ada yang tahu, sepuluh atau mungkin dua puluh tahun lagi bisa
saja ada kota lain yang mengklaim mengaku daerah asal yang memiliki
produk lokal sejenis.
Yang tidak kalah pentingnya,
dengan diadakannya event seperti ini, maka akan membuka peluang bagi
masuknya investasi-investasi yang akan membantu pengembangan produk Tahu
Sumedang lebih maju dan unggul lagi.
Dengan adanya
investasi, modal untuk mengembangkan Tahu Sumedang akan lebih besar dan
akan menciptakan kesempatan peningkatan ekonomi masyarakat semakin
besar.
Nama daerah “Sumedang” sudah melekat dalam nama
sebuah produk olahan makanan yang bernama “Tahu Sumedang”. Jangan sampai
nama “Sumedang” tersebut hilang, sebab akan menghilangkan pula
identitas produk tersebut.
Oleh karena itu, sebagai
sebuah produk makanan lokal yang khas, Tahu Sumedang harus terus dijaga
dan dikembangkan dengan konsep yang terencana dan berkelanjutan agar
produk makanan dalam negeri Indonesia senantiasa lestari dan memberikan
manfaat serta menemukan eksistensinya tidak hanya di tanah sendiri,
tetapi juga membumi di saentaro negeri-negeri.
Setidaknya,
kelima langkah gerakan Tahu Sumedang Mendunia yang telah dipaparkan di
atas bisa diaplikasikan agar Tahu Sumedang dapat menjadi wasilah bagi
kesejahteraan masyarakat melalui terbukanya lapangan pekerjaan dan
makmurnya ekonomi.
RIZKI ULFAHADI, penulis adalah mahasiswa yang juga peneliti
muda di Kelompok Studi Universitas (KSU) Fatahillah Researchers For
Science and Humanity (FRESH) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ruang_Berpikir
Seorang Peneliti Muda, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Minggu, 16 Februari 2020
Rabu, 29 Mei 2019
Quote's di Facebook (1)
#sipc
Islam dan Kristen adalah dua kelompok besar di dunia, mustahil tercipta perdamaian di dunia tanpa perdamaian antara kedua kelompok ini. Memulai perdamaian kedua kelompok ini berarti memulai perdamaian dunia.
(17/04/2019)
Maafkan, damaikan
Pilpres yang berisik ini segera berlalu
Untuk memaafkan orang lain engkau harus memaafkan dirimu sendiri terlebih dahulu. Untuk berdamai dengan orang lain, engkau harus berdamai dengan dirimu sendiri terlebih dahulu.
(16/04/2019)
💦
Terhadap apapun itu, dimanapun, dan kapanpun kita bisa terus belajar, termasuk memaknai setiap apa yang terjadi, apa yang kita lalui, semuanya adalah proses dari pembelajaran. Semoga teguh memegang komitmen menjadi seorang pembelajar..
#mtqbanten2019
#mmq
#freshuinjkt
Kriterianya seumuran atau lebih muda. Jadi tenang, ka @musfiahsaidah ga masuk kriteria. 😅
Hari pertama, Babak penyisihan, 26 Maret 2019
(31/03/2019)
Botak adalah masa penuh hikmah di pesantren, sebuah konsekuensi dari tindakan yg dianggap "nakal". Masa muda adalah momentum eksperimental, tak jarang eksperimen itu menyalahi aturan yg membelenggu. 😂 Aturan? Senyumin aja, dulu mikirnya gitu
Bahagialah yg pernah botak di pondok, wkwk
Jiwa2 seusia SMA, adalah fase tumbuh jiwa2 yg menjunjung tinggi kebebasan, makanya sangat penting peran guru disini untuk membentuk karakter, moral, menyadari etika, dan pembentukan impian di masa depan agar "manusia" di masa remaja ini mengetahui arah jalan yg benar
Hari pertama, Babak penyisihan, 26 Maret 2019
(31/03/2019)
Botak adalah masa penuh hikmah di pesantren, sebuah konsekuensi dari tindakan yg dianggap "nakal". Masa muda adalah momentum eksperimental, tak jarang eksperimen itu menyalahi aturan yg membelenggu. 😂 Aturan? Senyumin aja, dulu mikirnya gitu
Bahagialah yg pernah botak di pondok, wkwk
Jiwa2 seusia SMA, adalah fase tumbuh jiwa2 yg menjunjung tinggi kebebasan, makanya sangat penting peran guru disini untuk membentuk karakter, moral, menyadari etika, dan pembentukan impian di masa depan agar "manusia" di masa remaja ini mengetahui arah jalan yg benar
Semoga Allah senantiasa merahmati semua guru2, semua orang2 yg pernah
menyampaikan nasehat demi kebaikan, dari sanalah arah melangkah itu
tidak sulit ditemukan
Dari segumpal tanah kecil di Kotobaru, nagari kabut yang diapit oleh dua gunung, tepat berada di lembah Marapi dan Singgalang sekarang kami berpencar ke berbagai daerah, khusus yg ada di foto AbdulrahmanAs99 sekarang di Bandung, @mhd_robby49 di Malang, dan teman2 lainnya baik di dalam negeri dan di luar negeri melanjutkan perjalanan pendidikan, perjalanan kehidupan, proses pengembaraan menimba ilmu, semoga kita semua menjadi orang yang berguna bagi agama dan bangsa
#mankobar
#kotobaru
#kotobarupadangpanjang
#marapisingggalang
#mapkkobar
#iaikobar
(15/02/2019)
Freud menulis, "Manusia digerakkan oleh dua motivasi utama: rasa takut dan hasrat." Carl Jung juga mengatakan, "Karena penderitaan yang disebabkan rasa takut, kita akan menjauh, dan karena hasrat untuk kesenangan maka kita akan bergerak mendekat."
Berpikir dan bergerak lah menggapai bahagia, jangan lupa bahagia, apalagi masih muda
Dari segumpal tanah kecil di Kotobaru, nagari kabut yang diapit oleh dua gunung, tepat berada di lembah Marapi dan Singgalang sekarang kami berpencar ke berbagai daerah, khusus yg ada di foto AbdulrahmanAs99 sekarang di Bandung, @mhd_robby49 di Malang, dan teman2 lainnya baik di dalam negeri dan di luar negeri melanjutkan perjalanan pendidikan, perjalanan kehidupan, proses pengembaraan menimba ilmu, semoga kita semua menjadi orang yang berguna bagi agama dan bangsa
#mankobar
#kotobaru
#kotobarupadangpanjang
#marapisingggalang
#mapkkobar
#iaikobar
(15/02/2019)
Freud menulis, "Manusia digerakkan oleh dua motivasi utama: rasa takut dan hasrat." Carl Jung juga mengatakan, "Karena penderitaan yang disebabkan rasa takut, kita akan menjauh, dan karena hasrat untuk kesenangan maka kita akan bergerak mendekat."
Berpikir dan bergerak lah menggapai bahagia, jangan lupa bahagia, apalagi masih muda
Poto Waktu masih muda, lupa itu 2016 atau 2017, di Puncak Lawang, Maninjau. Poto kedua dengan @hambaallah_rahmanazizur25
#puncaklawang
#maninjau
#masamuda
#motivasihidup
(12/02/2019)
PII terlanjur menjadi bagian penting dari hidup saya. Selain memang karena pernah menimba ilmu secara formal di Negeri Minangkabau, PII lah salah satu alasan terbesar untuk selalu mengingat negeri Minang
Senang dan bersyukur bisa kembali bertemu dengan teman2 perjuangan PII dari Sumatera Barat di lokasi training PII Jakarta, moment yg sulit karena sekarang kalau pulang kampung tidak lagi ke Sumatera Barat, melainkan ke Bengkulu
Bertemu mereka membawa ingatan saya kembali kepada dinginnya alam Padang Panjang dengan segudang proses pembelajaran dan dinamika perjuangan ber-PII,
#puncaklawang
#maninjau
#masamuda
#motivasihidup
(12/02/2019)
PII terlanjur menjadi bagian penting dari hidup saya. Selain memang karena pernah menimba ilmu secara formal di Negeri Minangkabau, PII lah salah satu alasan terbesar untuk selalu mengingat negeri Minang
Senang dan bersyukur bisa kembali bertemu dengan teman2 perjuangan PII dari Sumatera Barat di lokasi training PII Jakarta, moment yg sulit karena sekarang kalau pulang kampung tidak lagi ke Sumatera Barat, melainkan ke Bengkulu
Bertemu mereka membawa ingatan saya kembali kepada dinginnya alam Padang Panjang dengan segudang proses pembelajaran dan dinamika perjuangan ber-PII,
Selamat beradvance training kawan2..
(10/02/2019)
Marah adalah bentuk kelemahan, marah adalah tanda diri kita tidak lagi mampu untuk mengendalikan jiwa dan emosi. Karena itulah Nabi berkali-kali mengatakan jangan marah, bahkan sampai diulang tiga kali dalam sebuah hadis. Tapi kita akui bahwa kita lemah, sehingga terkadang kita tidak mampu membendung marah itu. Mampu menahan marah adalah bukti kematangan emosional. Marah juga membuat kerusakan hati, oleh karena itulah diharuskan menghindari marah
Bahagia lah tanpa marah, semoga weekend kita bahagia tanpa marah-marah, bahagia bersama orang-orang yang melawan marah
Selamat pagi, selamat berakhir pekan.
(10/02/2019)
Marah adalah bentuk kelemahan, marah adalah tanda diri kita tidak lagi mampu untuk mengendalikan jiwa dan emosi. Karena itulah Nabi berkali-kali mengatakan jangan marah, bahkan sampai diulang tiga kali dalam sebuah hadis. Tapi kita akui bahwa kita lemah, sehingga terkadang kita tidak mampu membendung marah itu. Mampu menahan marah adalah bukti kematangan emosional. Marah juga membuat kerusakan hati, oleh karena itulah diharuskan menghindari marah
Bahagia lah tanpa marah, semoga weekend kita bahagia tanpa marah-marah, bahagia bersama orang-orang yang melawan marah
Selamat pagi, selamat berakhir pekan.
(09/02/2019)
(04/02/2019)
Delegasi FRESH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Kongres Nasional MITI KM 2019
MITI Center, Depok 2-3 Februari 2019
Berdiskusi tentang hal yg dekat dengan kita, yg menjadi realitas kita sehari2 memang menarik. Bahkan dengan org yg baru dikenal pun, karena ada realitas yg sama, kesamaan nasib, membuat diskusi mengalir lancar
Delegasi FRESH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Kongres Nasional MITI KM 2019
MITI Center, Depok 2-3 Februari 2019
Berdiskusi tentang hal yg dekat dengan kita, yg menjadi realitas kita sehari2 memang menarik. Bahkan dengan org yg baru dikenal pun, karena ada realitas yg sama, kesamaan nasib, membuat diskusi mengalir lancar
Kesempatan berharga di hari2 liburan kampus seperti sekarang ada
momentum untuk bertemu bersama teman2 pegiat lembaga di bidang penalaran
dan penelitian dari berbagai universitas di Indonesia
Berbicara soal kampus maka berbicara soal kritikan terhadap pendidikan di tanah air :), menarik jg ketika salah seorang mahasiswa dari bagian barat Indonesia menceritakan soal perputaran uang yg begitu besar di kampus nya, gelontoran dana untuk lembaga ddlmnya pun luar biasa, serta jalan bercucurannya uang2 tsb mengalir ke berbagai lubang. Uang memang menarik dibicarakan :)
Tidak lupa jg membahas soal strategi legalitas FRESH menjadi lembaga baru yg resmi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama dua sekum fresh @debby_eliraz
@zakiyyahayuni
#freshuinjkt
#mitikm
#kongresmitikm2019
#keilmuan
#penelitian
Berbicara soal kampus maka berbicara soal kritikan terhadap pendidikan di tanah air :), menarik jg ketika salah seorang mahasiswa dari bagian barat Indonesia menceritakan soal perputaran uang yg begitu besar di kampus nya, gelontoran dana untuk lembaga ddlmnya pun luar biasa, serta jalan bercucurannya uang2 tsb mengalir ke berbagai lubang. Uang memang menarik dibicarakan :)
Tidak lupa jg membahas soal strategi legalitas FRESH menjadi lembaga baru yg resmi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama dua sekum fresh @debby_eliraz
@zakiyyahayuni
#freshuinjkt
#mitikm
#kongresmitikm2019
#keilmuan
#penelitian
Waktu Tanpa Kompromi
Saat kamu tidur, waktu terus berjalan dan orang2 terus bergerak
mewujudkan mimpinya.
Saat kamu menyandar santai cmn maen games, waktu berjalan dan orang2 terus beraktivitas meraih mimpinya.
Saat kmu berlama-lama makan, waktu terus berjalan dan orang2 berlari menggapai asa.
Sampai kapan kita tertinggal? 😌 SelfReminder
Saat kamu menyandar santai cmn maen games, waktu berjalan dan orang2 terus beraktivitas meraih mimpinya.
Saat kmu berlama-lama makan, waktu terus berjalan dan orang2 berlari menggapai asa.
Sampai kapan kita tertinggal? 😌 SelfReminder
Selamat pagi, selamat mengawali pekan 🙂💪
Ciputat, 22 April 2019
Ciputat, 22 April 2019
Catatan Bulan Mei
Catatan, Mei 2019
Bangsa kita adalah bangsa besar yang tidak berdiri kemaren sore, sudah hampir satu abad. Sudah banyak peristiwa dan sejarah besar yang tercatat. Kalau mau belajar dari sejarah, bangsa kita sebenarnya sudah dewasa dalam merespon problematika-problematika sosial yang terjadi.
Selama masa perjuangannya, dari awal kemerdekaan bahkan dari sebelum bangsa ini merdeka, banyak golongan atau kelompok yang membersamai. Salah duanya adalah Muhammadiyah dan NU. Jadikanlah Muhammadiyah dan NU sebagai panutan dalam beragama dan bernegara. Dua ormas besar yang dianut mayoritas masyarakat Indonesia ini paham betul bagaimana rekam jejak dan lika-liku bangsa.
Jika memang jihad, maka dua organisasi ini pasti sudah menyerukan. Apalagi soal politik, Muhammadiyah dan NU paham betul. Jangan malah berapi-api oleh seruan golongan-golongan yang lahir kemaren sore dalam konteks politik dan untuk kepentingan politik.
Adapun strategi politik yang akan berjalan dalam waktu dekat ini, akan tetap berhasil memobilisasi massa dengan jumlah yang tidak sedikit. Wajar, sekaliber masyarakat Indonesia memang masih mudah dimobilisasi. Lihat saja bagaimana realita masyarakat kita.
Tapi saya tetap optimis akan persatuan dan kedewasaan bangsa kita. Buktinya organisasi organisasi Agama yang besar tidak ikut menyerukan kegiatan-kegiatan partisan untuk kepentingan politik tsb, cara sederhana untuk memastikannya lihat saja logo-logo yang mendukung kegiatan-kegiatan itu, hampir semuanya adalah logo-logo yang lahir kemaren sore dan sebenarnya adalah kelompok kecil, tapi diuntungkan oleh realitas masyarakat yang mudah dimobilisasi sehingga menghasilkan massa yang besar.
Tidak ada yang melarang, apalagi negara ini negara demokrasi, hal-hal yang demikian memang diizinkan dan dibenarkan. Silahkan saja, lakukan dengan cara yang konstitusional.
Tapi konteks bertindak jangan sampai lupa atau keliru, tindakan yang diputuskan untuk ikut terlibat ini konteksnya apa. Jangan sampai harapan yang dibawa apa, tetapi implikasi perjuangannya apa.
Hemat saya, sebagai pendapat pribadi, masyarakat yang diluar Jawa, apalagi bapak-bapak yang sudah berumah tangga, tak perlu lah untuk ke ibukota kalau hanya untuk aksi. Apalagi kalau untuk sekedar sholat jamaah di tanah lapang, lihatlah yang lalu-lalu.
Aksi-aksi serupa yang sudah beberapa kali belakangan ini yang semuanya dalam konteks politik, memakan biaya yang tidak sedikit, ada banyak donatur yang dengan niat baiknya membiayai untuk keperluan aksi, ada juga yang pakai uang pribadi. Tidak sedikit, mulai dari ongkos bus, pesawat, kereta api, untuk menuju Jakarta. Istiqlal tak kuat menampung, hotel-hotel Jakarta pun diuntungkan, menjadi ramai mendadak guna penginapan peserta aksi. Ratusan juta rupiah bahkan lebih demi berkumpul di ibukota.
Ada banyak cara untuk menunjukkan Islam rahmatan Lil Alamin selain hanya membanggakan tidak menginjak rumput di Monas. Bagi saya, kalau memang mau jihad, alangkah lebih baik, uang-uang untuk tiket pesawat dan bus itu yang apabila dijumlahkan sampai ratusan juta digunakan untuk hal-hal yang lebih substantif. Data jumlah janda miskin dan anak yatim di kampungmu, lalu santuni. Data jumlah anak putus sekolah di desamu lalu sekolahkan. Betapa banyak pelajar-pelajar yang tidak dapat lanjut ke perguruan tinggi, kasih beasiswa. Data jumlah penduduk miskin, kaum dhuafa lalu bantu ekonomi nya. Pengangguran dimana-mana, buka lapangan pekerjaan baru. Itulah jihad.
Ciputat, 20 Mei 2019
Bangsa kita adalah bangsa besar yang tidak berdiri kemaren sore, sudah hampir satu abad. Sudah banyak peristiwa dan sejarah besar yang tercatat. Kalau mau belajar dari sejarah, bangsa kita sebenarnya sudah dewasa dalam merespon problematika-problematika sosial yang terjadi.
Selama masa perjuangannya, dari awal kemerdekaan bahkan dari sebelum bangsa ini merdeka, banyak golongan atau kelompok yang membersamai. Salah duanya adalah Muhammadiyah dan NU. Jadikanlah Muhammadiyah dan NU sebagai panutan dalam beragama dan bernegara. Dua ormas besar yang dianut mayoritas masyarakat Indonesia ini paham betul bagaimana rekam jejak dan lika-liku bangsa.
Jika memang jihad, maka dua organisasi ini pasti sudah menyerukan. Apalagi soal politik, Muhammadiyah dan NU paham betul. Jangan malah berapi-api oleh seruan golongan-golongan yang lahir kemaren sore dalam konteks politik dan untuk kepentingan politik.
Adapun strategi politik yang akan berjalan dalam waktu dekat ini, akan tetap berhasil memobilisasi massa dengan jumlah yang tidak sedikit. Wajar, sekaliber masyarakat Indonesia memang masih mudah dimobilisasi. Lihat saja bagaimana realita masyarakat kita.
Tapi saya tetap optimis akan persatuan dan kedewasaan bangsa kita. Buktinya organisasi organisasi Agama yang besar tidak ikut menyerukan kegiatan-kegiatan partisan untuk kepentingan politik tsb, cara sederhana untuk memastikannya lihat saja logo-logo yang mendukung kegiatan-kegiatan itu, hampir semuanya adalah logo-logo yang lahir kemaren sore dan sebenarnya adalah kelompok kecil, tapi diuntungkan oleh realitas masyarakat yang mudah dimobilisasi sehingga menghasilkan massa yang besar.
Tidak ada yang melarang, apalagi negara ini negara demokrasi, hal-hal yang demikian memang diizinkan dan dibenarkan. Silahkan saja, lakukan dengan cara yang konstitusional.
Tapi konteks bertindak jangan sampai lupa atau keliru, tindakan yang diputuskan untuk ikut terlibat ini konteksnya apa. Jangan sampai harapan yang dibawa apa, tetapi implikasi perjuangannya apa.
Hemat saya, sebagai pendapat pribadi, masyarakat yang diluar Jawa, apalagi bapak-bapak yang sudah berumah tangga, tak perlu lah untuk ke ibukota kalau hanya untuk aksi. Apalagi kalau untuk sekedar sholat jamaah di tanah lapang, lihatlah yang lalu-lalu.
Aksi-aksi serupa yang sudah beberapa kali belakangan ini yang semuanya dalam konteks politik, memakan biaya yang tidak sedikit, ada banyak donatur yang dengan niat baiknya membiayai untuk keperluan aksi, ada juga yang pakai uang pribadi. Tidak sedikit, mulai dari ongkos bus, pesawat, kereta api, untuk menuju Jakarta. Istiqlal tak kuat menampung, hotel-hotel Jakarta pun diuntungkan, menjadi ramai mendadak guna penginapan peserta aksi. Ratusan juta rupiah bahkan lebih demi berkumpul di ibukota.
Ada banyak cara untuk menunjukkan Islam rahmatan Lil Alamin selain hanya membanggakan tidak menginjak rumput di Monas. Bagi saya, kalau memang mau jihad, alangkah lebih baik, uang-uang untuk tiket pesawat dan bus itu yang apabila dijumlahkan sampai ratusan juta digunakan untuk hal-hal yang lebih substantif. Data jumlah janda miskin dan anak yatim di kampungmu, lalu santuni. Data jumlah anak putus sekolah di desamu lalu sekolahkan. Betapa banyak pelajar-pelajar yang tidak dapat lanjut ke perguruan tinggi, kasih beasiswa. Data jumlah penduduk miskin, kaum dhuafa lalu bantu ekonomi nya. Pengangguran dimana-mana, buka lapangan pekerjaan baru. Itulah jihad.
Ciputat, 20 Mei 2019
Memetik Hikmah dari Pilpres 2019
Prediksi saya benar, selamat Pak Jokowi dan Kiyai Ma'ruf. Lanjutkan kerjanya, selesaikan.
Ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa kita petik di pemilu 2019 ini.
Salah satunya yang sering membuat kekacauan berpikir adalah eksploitasi terhadap kata "umat", "masyarakat", "ulama". Padahal, dalam pilihan politik praktis, umat pasti terbagi. Karena pilihan politik pasti beda-beda. Sulit untuk menuntut ratusan juta muslimin di Indonesia untuk satu pilihan. Mustahil ada persatuan kolektif dalam pilihan politik praktis.
Umat sudah pasti terbagi dalam pilihan politik praktis, itu konsekuensi logisnya dari pemilu dengan sistem demokrasi di Indonesia. Begitu pun dengan "ulama", sudah pasti juga terbagi. Ada ulama yang memilih 01, ada juga ulama yang memilih 02. Maka, bagi saya, ijtima-ijtima ulama dalam hal politik praktis adalah blunder besar.
Menerima perbedaan pilihan adalah sebuah kemutlakan dalam menjaga atmosfer sehat demokrasi Indonesia. Pemilu telah usai, mari rajut persatuan, rangkul kembali persaudaraan yang retak cuman karena perbedaan pendapat dan pilihan. Adapun yang perlu diusut dan masih diperjuangkan, silahkan, dengan mekanisme secara konstitusional.
Semoga setelah ini beranda-beranda media sosial berisi konten-konten yang lebih berkualitas, lebih bermanfaat. Semoga jari-jari netizen lebih bijak, semoga hoax dan hate speech berkurang. Ramadhan masih membersamai kita, mari tingkatkan ibadah bersihkan hati. Semoga Syawal menyambut kita dengan gembira, kita pun menyambut nya dengan gembira.
Siap-siap lah untuk mudik, dari pusat ke daerah. Bukan dari daerah ke pusat.
Ditulis pada 21 Mei 2019
Ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa kita petik di pemilu 2019 ini.
Salah satunya yang sering membuat kekacauan berpikir adalah eksploitasi terhadap kata "umat", "masyarakat", "ulama". Padahal, dalam pilihan politik praktis, umat pasti terbagi. Karena pilihan politik pasti beda-beda. Sulit untuk menuntut ratusan juta muslimin di Indonesia untuk satu pilihan. Mustahil ada persatuan kolektif dalam pilihan politik praktis.
Umat sudah pasti terbagi dalam pilihan politik praktis, itu konsekuensi logisnya dari pemilu dengan sistem demokrasi di Indonesia. Begitu pun dengan "ulama", sudah pasti juga terbagi. Ada ulama yang memilih 01, ada juga ulama yang memilih 02. Maka, bagi saya, ijtima-ijtima ulama dalam hal politik praktis adalah blunder besar.
Menerima perbedaan pilihan adalah sebuah kemutlakan dalam menjaga atmosfer sehat demokrasi Indonesia. Pemilu telah usai, mari rajut persatuan, rangkul kembali persaudaraan yang retak cuman karena perbedaan pendapat dan pilihan. Adapun yang perlu diusut dan masih diperjuangkan, silahkan, dengan mekanisme secara konstitusional.
Semoga setelah ini beranda-beranda media sosial berisi konten-konten yang lebih berkualitas, lebih bermanfaat. Semoga jari-jari netizen lebih bijak, semoga hoax dan hate speech berkurang. Ramadhan masih membersamai kita, mari tingkatkan ibadah bersihkan hati. Semoga Syawal menyambut kita dengan gembira, kita pun menyambut nya dengan gembira.
Siap-siap lah untuk mudik, dari pusat ke daerah. Bukan dari daerah ke pusat.
Ditulis pada 21 Mei 2019
Kenalan lah !
Perintah Allah itu untuk saling kenal mengenal. Bukan saling mencela, mencaci atau membenci.
Kenali dulu. Seringkali kebencian tumbuh akibat belum kenal. Belum tau.
Sesuatu apapun yang janggal menurut kita, atau yang tidak sesuai dengan kita, gali dulu informasi terhadap objek tersebut, biar tahu, biar kenal. Agar kemudian bisa saling memahami, tumbuh toleransi. Bukan benci.
Kenali dulu. Seringkali kebencian tumbuh akibat belum kenal. Belum tau.
Sesuatu apapun yang janggal menurut kita, atau yang tidak sesuai dengan kita, gali dulu informasi terhadap objek tersebut, biar tahu, biar kenal. Agar kemudian bisa saling memahami, tumbuh toleransi. Bukan benci.
Hati-hati ketika menggali
informasi nya malah ke situs sumber hoax. Hati-hati juga informasi dari
lawan atau yang berseberangan dengannya, rentan selalu negatif yang
disampaikan. :)
Kecintaan itu tumbuh dari sejauh mana atau sekompleks apa informasi atau pengetahuan yang kita kenal/tau tentangnya. Contoh, semakin banyak informasi yang kita tau tentang Nabi Muhammad, maka kecintaan kita akan bertambah terhadapnya.
Semakin dalam pengetahuan, semakin kompleks pemikiran, maka cinta semakin paripurna.
Air Merah, Bengkulu, 28 Mei 2019
Kecintaan itu tumbuh dari sejauh mana atau sekompleks apa informasi atau pengetahuan yang kita kenal/tau tentangnya. Contoh, semakin banyak informasi yang kita tau tentang Nabi Muhammad, maka kecintaan kita akan bertambah terhadapnya.
Semakin dalam pengetahuan, semakin kompleks pemikiran, maka cinta semakin paripurna.
Air Merah, Bengkulu, 28 Mei 2019
Bermaaf-maafanlah wahai Netizen/Warganet
1 Syawal sebentar lagi, akan ramai di dunia maya maupun dunia nyata aktifitas saling memaafkan antar sesama
Sebelum itu, mari kita memaafkan diri kita sendiri. Berdamai dengan diri kita sendiri. Dengan bartaubat, memaksimalkan ibadah di sisa ramadhan, memohon ampun dan rahmat kepada Allah
Mungkin kemaren kita terlanjur menyebarkan berita hoax yang mengakibatkan tumbuhnya kebencian, adu domba, fitnah terhadap sesama.
Mungkin kemaren kita pernah menyebarkan/membagikan berita dengan menggunakan akun media sosial tetapi beberapa hari kemudian tersebar klarifikasi bahwa berita itu adalah hoax
Mungkin kemaren kita tidak mampu menahan diri untuk lebih bertabayyun lagi, kita terlanjur terprovokasi lalu dengan sigapnya membagikan berita-berita hoax
Bulan ramadhan begitu istimewa bagi kita, manfaatkan untuk lebih keras melatih diri untuk menahan diri tidak terburu-buru meng-judge atau mengambil kesimpulan terhadap apa yang sebenarnya tidak betul-betul kita ketahui
Semoga ramadhan mengantarkan kita menuju Syawal dengan hati dan jiwa yang bersih, yang tanpa kebencian kepada siapapun
Hari ini, teknologi khususnya media sosial, mampu membentuk pola pikir, bahkan ada yang mengatakan mampu menjadi ideologi. Apa yang kita baca dan lakukan di media sosial akan mempengaruhi pikiran kita, akan berimbas kepada sikap kita
Semoga kita selalu berhati-hati, berhati-hati dalam membaca berita, berhati-hati dalam membagikan berita, berhati-hati dalam bermedia sosial
Mari kita maafkan diri kita sebelumnya yang tidak hati-hati dalam bermedsos, yang terburu-buru mengambil kesimpulan padahal bersumber kepada yang hoax, semoga ramadhan membawa kita menjadi warganet yang damai, santun, dan bijak
Mari kita berbahagia di media, media sosial adalah buah dari perkembangan peradaban yang selayaknya kita syukuri dengan tidak menyalahgunakannya
Langganan:
Postingan (Atom)